6 Game Online Kekerasan Yang Berdampak Pada Perilaku Remaja – Game online kekerasan adalah jenis permainan yang memuat konten kekerasan atau tindakan agresif dalam skenario permainannya. Biasanya, game-game ini dirancang untuk memberikan pengalaman bermain yang intens dan seru dengan memasukkan unsur kekerasan, pertempuran, atau aksi destruktif.
Dampak dari game online kekerasan terhadap perilaku remaja menjadi isu kontroversial. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa remaja yang sering terlibat dalam game kekerasan mungkin lebih cenderung menjadi kurang empati dan lebih agresif dalam kehidupan nyata.
Permainan semacam ini dapat memengaruhi pola pikir remaja terkait dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai moral. Mereka mungkin menjadi kurang peka terhadap konsekuensi nyata dari kekerasan atau bahkan kehilangan rasa hormat terhadap kesejahteraan orang lain.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua remaja yang bermain game online kekerasan akan menunjukkan perilaku agresif. Faktor-faktor lain seperti lingkungan keluarga, pendidikan, dan dukungan sosial juga memainkan peran penting dalam membentuk perilaku remaja.
Berdasarkan observasi, banyak remaja yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar, terpaku pada dunia virtual yang penuh kekerasan. Permainan semacam ini dapat merangsang respons emosional yang intens, bahkan membuat beberapa remaja sulit membedakan antara realitas dan dunia maya. Mereka mungkin terbiasa dengan situasi-situasi ekstrem yang seringkali tidak mencerminkan kehidupan nyata, namun tetap memiliki potensi untuk membentuk pandangan mereka terhadap kekerasan.
Efek game online kekerasan juga dapat terlihat dalam interaksi sosial remaja. Beberapa di antara mereka mungkin cenderung menjadi kurang sabar, agresif, atau sulit bekerja sama dalam tim. Mereka bisa menginternalisasi perilaku kekerasan dari permainan tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari mereka, memunculkan potensi konflik di antara teman sebaya, guru, atau bahkan keluarga.
6 Game Online Kekerasan Yang Berdampak Pada Perilaku Remaja
1. The Forest
Sebuah game survival horor yang mana pemain harus bertahan hidup setelah pesawat mereka jatuh di hutan yang dihuni oleh makhluk mengerikan. Aspek survival dan horor dari permainan ini dapat memberikan pengalaman yang menakutkan dan berpotensi mempengaruhi psikologis pemain, terutama anak-anak dan remaja.
2. Mature Online Games (MOGs)
Ada sejumlah game online dewasa yang tidak hanya mengandung kekerasan tetapi juga konten dewasa lainnya. Beberapa dari game-game ini bahkan melibatkan kegiatan ilegal, kekerasan seksual, hingga tema-tema lain yang mungkin tidak sesuai untuk anak-anak dan remaja.
3. Dead by Daylight
Game ini adalah permainan horor asimetris di mana satu pemain memerankan pembunuh sedangkan yang lainnya berperan sebagai para penyintas yang mencoba melarikan diri. Konsep pemburuan manusia ini dapat memberikan pengalaman yang intens dan mungkin tidak sesuai untuk semua kelompok usia.
4. PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG)
PUBG adalah game battle royale yang menghadirkan pertempuran intens di mana pemain saling berkompetisi untuk menjadi yang terakhir bertahan hidup. Kekerasan dan tekanan untuk bertahan hidup dalam situasi ini dapat memengaruhi pemain, terutama anak-anak dan remaja, dalam hal tingkat stres dan agresivitas.
5. Rainbow Six Siege
Rainbow Six Siege adalah game tembak-menembak taktis yang memerlukan kerjasama tim yang baik. Namun, tingkat kekerasan yang tinggi dan aspek pertempuran yang realistis dapat mempengaruhi sensitivitas anak-anak terhadap kekerasan.
6. Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO)
CS:GO adalah game first-person shooter yang terkenal dengan ketegangan dan aksi cepatnya. Meskipun memiliki aspek taktis, kehadiran senjata dan pertempuran dapat memberikan dampak pada persepsi pemain tentang kekerasan.
Dampak dari game-game ini pada perilaku anak-anak dan remaja dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti lamanya waktu bermain, pengawasan orang tua, dan keadaan psikologis individu.
Orang tua dan pengasuh harus selalu aktif dalam mengawasi dan mengelola akses anak-anak mereka ke game online serta berbicara terbuka dengan mereka tentang isi dan dampak dari game-game tersebut.